PENGARUH NAFSU MAKAN BALITA TERHADAP KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA

Sitti Khadijah, Dheska Arthyka Palifiana Kuntari Astriana, Cicilia Amalinda

Abstract


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Sebagian besar kesulitan makan pada anak berkaitan dengan gangguan pertumbuhan, sedangkan kesulitan makan pada anak disertai dengan gangguan perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nafsu makan balita terhadap kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisis data secara kuantitatif menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian yakni karakteristik responden berdasarkan usia mayoritas dalam 2 kategori yaitu 25-36 bulan dan 37-48 bulan (28,6%). Mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan (54,3%). Responden yang mempunyai nafsu makan rendah terdapat 7 balita (20%) dan responden yang mengalami stunting sebanyak 8 balita (22,9%). Hasil nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,560 (p>0,05), tidak terdapat pengaruh nafsu makan balita terhadap kejadian stunting.

Keywords


nafsu makan; stunting; balita

Full Text:

PDF

References


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Situasi Balita Pendek. ACM SIGAPL APL Quote Quad, 29(2), 63–76. https://doi.org/10.1145/379277.312726

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Pusat Data dan Informasi, Semester I, 2018.

Huffman SL, Harika RK, Eilander A, Osendarp. Essential Fats: How Do They Affect Growth and Development of Infants amd Young Children in Developing Countries? A Literature Review. Maternal and Child Nutrition. 2011. p.44-65.

Antolis, P. V. 2012. Proporsi dan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan yang Mengalami Kesulitan Makan di Semarang (Studi Kasus di Kelurahan Tandang dan Sendangguwo). Jurnal Media Medika Muda.

Nguyen HT, Eriksson B, Petzold M, Bondjers G, Tran TK, Nguyen LT, et al. Factors associated with physical growth of children during the first two years of life in rural and urban areas of Vietnam. BMC Pediatr. 2013;13(1):149.

Widodo, Joko. 2012. Edukasi dan Konsultasi Sulit Makan dan Gangguan Kenaikan Berat Badan. Jakarta: Picky Eaters And Grow Up Clinik. http://pickyeatersclinik.com

Profil Kesehatan. 2019. Profil Kesehatan Tahun 2019 Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta.

Fitri. 2012. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting pada Balita 12-59 Bulan di Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010). Tesis. Depok: Universitas Indonesia

Wahdah, S dan Siti. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Umur 6-36 Bulan di Wilayah Pedalaman Kecamatan Silat Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Puspita, Yenni. 2015. Faktor dan Dampak Stunting pada Kehidupan Balita. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Word Press.

Aridiyah, F. O., Rohmawati, N. and Ririanty, M. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Faktors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), pp. 163–170.

Nova, M. and Afriyanti, O. 2018. Hubungan Berat Badan, ASI Eksklusif, Mp-ASI dan Asupan Energi dengan Stunting pada Balita Usia 24–59 Bulan di Puskesmas Lubuk Buaya. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal), 5(1), pp. 39–45.

Setiawan, E. and Machmud, R. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), pp. 275–284.

Tando NM. 2012. Durasi dan Frekuensi Sakit balita Dengan Terjadinya Stunting Pada Anak SD di Kecamatan Malalayang Kota Manado. GIZIDO. 4(1).

Pusdatin Kemenkes. 2016. Situasi Balita Pendek. InfoDATIN. Pusat Informasi Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Losong NHF, Adriani M. Perbedaan Kadar Hemoglobin, Asupan Zat Besi dan Zinc pada Balita Stunting dan Non Stunting. Amerta Nutr. 2017;1(2):117–223

Paramashanti, B. A., Hadi, H., & Gunawan, I. M. A. 2016. Pemberian ASI Eksklusif Tidak Berhubungan dengan Stunting pada Anak Usia 6–23 bulan di Indonesia. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(3), 162-174

Illahi RK. Hubungan Pendapatan Keluarga, Berat Lahir, dan Panjang Lahir dengan Kejadian Stunting Balita 24-59 Bulan di Bangkalan. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo. 2017;3 (1):1–14.

Koesbardiati, T D. 2014. Membangun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Anak Gizi Buruk di Perkotaan melalui Pendekatan Bio-sosio-kultural. Jurnal BioKultur, 3(1), pp. 212–229.


Abstract View: 705, PDF Download: 564

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Prosiding Seminar Nasional

Universitas Respati Yogyakarta

Alamat : JL. Laksda Adisucipto KM 6,3 Depok Sleman Yogyakarta - Indonesia
Tel : 0274-488781
Fax : 0274-489780
Email : wahyurm@respati.ac.id


 
View My Stats
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.