Indonesia berada pada urutan ke-5 jumlah anak dengan kondisi stunting. Sementara, di DIY jumlah anak yang mengalami stunting sekitar 19,8%, di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II dari 186 balita106 terindikasi stunting, 80 balita normal. Padahal, akibat dari stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM masa depan. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita dengan harapan dapat dilakukan upaya penanggulangan pada kasus yang telah ada dan upaya pencegahan untuk yang belum terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kasus kontrol, sampel diambil dengan purposif sampling dan pengambilan data dilakukan dari rumah ke rumah. Jumlah sampel pada kelompok kasus dan kelompok kontrol sama yaitu 37 responden, yaitu orang tua balita. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat (Chi-Square). secara statistik sebagian besar variabel tidak menunjukan adanya hubungan yang signifikan karena pv Ë‚ 0,05. Berdasarkan OR yang didapat ada faktor risiko stunting yaitu BBLR (2,156). Faktor proteksinya adalah urutan kelahiran bukan anak pertama (OR 0,875), panjang badan saat lahir (OR 0,829), jarak kehamilan (0,621), pengasuh utama orang tua sendiri (OR 0,486), tidak mengalami penyakit infeksi (OR 0,539). ada satu faktor risiko kejadian stunting yaitu BBLR (OR 2,156) dan ada 6 karakteristik balita yang menjadi faktor proteksi kejadian stunting.
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Tribunjogja. (2019). Retrieved Juli 17, 2019, from http://www.slemankab.go.id/12564/pemkab-sleman-sosialisasikan-penanggulanagn-stuntingsecara-dini-pada-peringati-hari
Abstract View: 282, PDF Download: 374
Refbacks
There are currently no refbacks.
Prosiding Seminar Nasional
Universitas Respati Yogyakarta
Alamat : JL. Laksda Adisucipto KM 6,3 Depok Sleman Yogyakarta - Indonesia