Bentuk Gapura Perbatasan Kabupaten Ponorogo (Kajian Semiotika)

Authors

  • Diana Setia Dewi

Keywords:

Gapura; Ponorogo; Semiotika Visual

Abstract

Abstrak
Peradapan merupakan bentuk aktivitas dari suatau kelompok yang telah mengenal tatanan kehidupan
masyarakat, dengan adanya berbagai macam etnis, suku, agama dan alam lingkungan yang khas
dengan kelokalannya. Seperti halnya menguatnya nilai budaya Bali, Dayak, Asmat, Toraja, Jawa dan
lain sebagainya. Diantara nilai budaya yang bersifat artefak adalah adanya pintu masuk atau pintu
gerbang. Seperti halnya daerah Bali yaitu Candi Bentar, daerah Kalimantan melihat Patung Patoha,
Jawa Timur bangunan dari batubata merah yang mirip dengan Candi Bentar Bali. Begitu Juga masuk
ke daerah Ponorogo Jawa Timur akan tampak pintu masuk Gapura dengan hiasan motif kesenian
Reog yang mencerminkan kesenian daerah Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan konsep Gapura Kabupaten Ponorogo. Metode yang digunakan meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi, dengan analisis data kualitatif. Hasil penelitian adalah bahwa bentuk
Gapura Kabupaten Ponorogo menggunakan konsep Hindu yaitu Tri Kaya Pari Suda. Terdapat tiga
unsur kepala, badan dan kaki. Bentuk ragam hias pencerminan dari kebudayaan masyarakat
Ponorogo yaitu Majapahit dan kesenian Reog.

Downloads

Download data is not yet available.

References

(1) Arikunta, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara; 2006.

(2) Badan Perencanaan Daerah, .Ponorogo Dalam Angka. Ponorogo: Kabupaten Ponorogo; 2011.

(3) Darma, Budi. Bunga Rampai Pendidikan Karakter. Surabaya: Unesa University Press.

Dharsono. 2007. Estetika. Bandung: BI Obses.

(4) Djelantik..Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Balai Pustaka. Eco, Umberto.2009. Teori

Semiotika. Bantul: Kreasi Wacana; 2008.

(5) Fashri, Fauzi..Penyingkapan Kuasa Symbol Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre

Bourdieu.Yogyakarta: Juxtapose; 2007.

(6) Fauzi, Zulfikar.. Gapura-Gapura Di Puri Gede Karangasem Dan Puri Agung Karangasem, Bali

Tinjauan Bentuk Dan Keletakan. Skripsi.Jakarta: 2001

(7) Kamisa. KBBI. Surabaya: Kartika;1997.

(8) Moelyadi Ungkapan Sejarah Kerajaan Wengker Dan Reyog Ponorogo. Ponorogo: Dewan

Pimpinan Cabang Pemuda Panca Marga; 1986.

(9) Moleong. Lexy.j. Metodologi Penelitian Kualitataif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya; 2005.

(10) Purwowijoyo.. Babad ponorogo jilid I-VII. Ponorogo: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya. Saidi;

(11) Iwan, Acep. Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Yogyakarta: Isacbook; 2008

(12) Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitataif, Kualitatif, Dan R&D.

Bandung:Alfabeta; 2011.

(13) Sumardjo, Jakob. Filsafat Seni. Bandung:ITB.

(14) Sunaryo, Aryo. Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Ornament Indonesia. Semarang:

Dahara Prize; 2009.

(15) Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; 2009.

(16) Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Tanda Pada Karya Desain Visual. Yogyakarta: Pascasarjana ISI,

Fakultas Seni Rupa. Tesis. Tidak Diterbitkan; 2003.

Downloads

Published

2025-01-06