Restrukturisasi Kognitif Remaja Berbasis Gender: Menuju Keluarga Sadar Gender

Abstract

IDG (Indeks Pemberdayaan Gender) Nasional maupun Provinsi, di provinsi DIY masih berada pada
kisaran antara 60-70an, mengalami penurunan tajam pada tahun 2014, meski kemudian trennya meningkat
lagi secara perlahan. Namun pemberdayaan gendernya masih di bawah angka nasional. Manifestasi
dalam tatanan teknis pengasuhan akan tampak dalam pola asuh keluarga, contoh anak laki–laki cenderung
mempunyai arti yang berhubungan dengan martabat, perlindungan dan tumpuan harapan keluarga bagi
masa depan, sedangkan anak perempuan mempunyai arti yang berhubungan dengan kepraktisan yaitu
diarahkan untuk menyelesaikan kegiatan rumah tangga. Kondisi ini akan bermasalah ketika peran yang
telah diajarkan kemudian menempatkan salah satu jenis kelamin (baik perempuan maupun laki-laki) pada
posisi yang tidak menguntungkan. Tujuan dari pengabdian teknik restrukturisasi kognitif ini adalah
konselor membantu klien mencari pikiran-pikiran self-defeating dan mencari alternatif rasional sehingga
remaja dapat belajar menghadapi situasi yang kurang responsif gender. Metode yang digunakan adalah
restrukturisasi kognitif remaja berbasis gender, yaitu pendekatan yang dirancang khusus untuk membantu
remaja mengidentifikasi, memahami, dan mengubah pemikiran atau stereotip gender yang mungkin
memengaruhi cara mereka berperilaku dan merasa tentang diri mereka sendiri dalam konteks peran
gender. Hasil implementasi pada siswa SMKN 1 Patuk diperoleh bahwa teknik restrukturisasi kognitif
berbasis gender sangat efektif membantu remaja mengatasi masalah dan pemikiran negatif. Teknik
restrukturisasi kognitif berbasis gender adalah alat yang sangat efektif untuk membantu remaja, dalam
menganalisis, memproses, mengatasi masalah dengan cara sistematis. Teknik ini membantu remaja
mengatasi pemikiran negatif yang mungkin mengganggu perkembangan.